Pages

Yunus Adi Riawan

Jam Sekarang

Time On

Rabu, 23 Januari 2013

Kemudahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala


Diriwayatkan bahwa Hatim al-Asham pernah berkata kepada putra-putranya, “Saya hendak pergi haji.” Putra-putranya pun menangis seraya berkata, “Lantas siapa yang akan menanggung kami?” Beliau juga mempunyai seorang anak perempuan. Kemudian anak perempuan tersebut menanggapi, “Biarkanlah ayah pergi. Beliau bukanlah Dzat Yang Maha Memberi rezeki.” Akhirnya Hatim pun berangkat.
Ternyata semalaman anak-anak tersebut kelaparan. Mereka pun mendamprat sang anak perempuan. Lalu anak perempuan pun berdoa, “Ya Allah, janganlah engkau membuatku malu di depan mereka!” Tiba-tiba seorang penguasa suatu daerah melewati mereka. Dia berkata kepada sebagian anak buahnya, “Carikan air untukku!” Lalu keluarga Hatim memberikan gelas baru dan air dingin, dan sang penguasa itupun meminumnya. Kemudian si penguasa tersebut bertanya, “Rumah siapa ini?” Mereka menjawab, “Rumah Hatim al-Asham.” Lalu penguasa tersebut melemparkan sabuk emas sambil berkata, “Barangsiapa senang denganku, maka ikuti aku!” Para prajuritnya pun melemparkan benda-benda yang dibawa mereka ke suatu wadah. Anak perempuan tersebut menangis, lalu ibunya bertanya, “Apa yang membuatmu menangis. Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kemudahan pada kita.” Dia menjawab, “Hanya karena makhluk yang melihat kita saja, mereka telah mencukupi kita maka bagaimana Sang Khaliq yang melihat kita?”
Ibnu Ubbad ash-Shairafi al-Baghdad mengisahkan, “Suatu ketika saya sedang tidur. Tiba-tiba ada seseorang berkata kepadaku di dalam mimpi, ‘Wahai Ubbad! Tolonglah orang yang teraniaya!’ Saya bertanya, ‘Di mana orangnya?’ Dikatakan kepadaku, “Tunggangilah kendaraanmu. Orang tersebut di tempat kendaraanmu berhenti.’ Lalu saya terbangun dari tidurku. Kemudian saya menunggangi kendaraanku. Saya melintasi sela-sela jalan sempit kota Baghdad sehinga saya sampai di suatu masjid, tiba-tiba kendaraan saya berhenti. Saya pun turun dari kendaraan dan masuk ke dalam masjid. Ternyata di dalamnya ada seorang laki-laki menghadap ke arah kiblat. Lantas saya mengucapkan salam keapdanya dan berkata, ‘Apa yang bisa saya bantu untukmu?’ Dia menjawab, ‘Saya mempunyai keluarga. Dan malam ini tidak ada sesuatu pun buat mereka. Makanya, saya duduk di sini memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar diberi kelapangan.’ Ubbad melanjutkan kisahnya. ‘Lalu saya memberinya seratus dinar dan saya berkata kepadanya, ‘Saya Ubbad ash-Shairafi. Jika kamu butuh sesuatu, datanglah padaku.’ Lelaki tersebut berujar, ‘Subhanallah, saya meninggalkan Dzat yang membangunkanmu dari tempat tidurmu dan mendatangkan kepadaku di malam yang gelap, justru aku menghadap kepada selain-Nya.’ Selanjutnya saya berpamitan kepadanya dan saya pulang.”

0 komentar

Posting Komentar